Minggu, 16 Maret 2014

Sleep Paralysis

Sleep Paralysis


Apa yang kita tahu tentang “tindihan” atau lumpuh tidur atau dalam bahasa inggrisnya sleep paralysis? Ya, ‘tindihan’ adalah sebuah kejadian manakala saat kita tidur tiba-tiba merasa seperti tercekik, sulit bernafas, dan terasa berat dan sesak seakan ada sebongkah batu besar yang menindih? Kemudian seluruh tubuh kita terasa kaku dan melumpuh? Kira-kira seperti itulah yang disebut ‘tindihan’ atau lumpuh tidur atau juga sleep paralysis.

‘Tindihan’ adalah suatu kondisi dimana tubuh tertidur sedangkan otak masih terjaga atau setengah tidur sehingga terjadi ketidaksinambungan atara kerja tubuh dan otak. Mungkin jika saya ibaratkan dalam istilahkan kelistrikan keadaan seperti ini dapat disebut korsleting. Dalam kondisi ini otak mengirim sinyal-sinyal sebagaimana pada saat kita tengah terjaga, sedangkan tubuh tidak dapat merespon sinya-sinyal itu dengan baik karena mengira dia sedang tertidur. Itulah sebabnya mengapa tubuh tetap tak bergerak dan mengalami kelumpuhan sementara.

‘Tindihan’ ini juga biasa diserati halusinasi seperti, mendengar suara-suara bising dan perasaan seolah melihat penampakan bayangan hitam yang besar dan menyeramkan. Itulah sebabnya mengapa ‘tindihan’ sering dihubungkan dengan hal-hal yang berbau gaib dan mistis.

Ada sebagian beranggapan bila ‘tindihan’ ini adalah gangguan pada peredaran darah sehingga tubuh kita menjadi kaku dan lumpuh. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya. Menurut sebuah artikel yang saya baca sleep paralysis atau tindihan ini adalah sejenis halusinasi karena adanya gangguan malfungsi tidur pada tahap Rapid Eye Movement (REM). Tidur sendiri terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu; fase belum lelap atau setengan sadar, fase lebih dalam atau lelap dan fase REM dimana mimpi terjadi. Nah dalam kasus ‘tindihan’ ini kita tidak melewati fase lelap melainkan lagsung masuk Rem dan mengalami mimpi. Itulah asal muasalnya mengapa kita tetap merasa tersadar dan merasakan pendengaran-pendengaran dan penampakan-penampakan yang menyeramkan. Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah kita tertidur, memejamkan mata, dan semua kejadian meyeramkan yang kita alami itu hanyalah sebuah mimpi.

Bagaimana menyikapinya? Kita tidak perlu takut jika sampai mengalami sleep paralysis atau ‘tindihan’ ini. yang perlu kita lakukan adalah menekankan pada benak kita bahwa semua yang terjadi tidaklah nyata dan hanyalah sebuah halusinasi. Cobalah untuk tetap tenang, tarik nafas perlahan dan usahakan untuk tidak panik dan melawan, karena hal-hal seperti itu hanya akan menimbulkan kelelahan yang amat sangat pada saat kita terbangun nanti. Cukup gerak-gerakkan saja kepala dan ujung-ujung tangan serta kaki dengan perlahan sambil tetap menarik nafas panjang dan dalam. Lagi pula ‘tindihan’ ini tidak berlangsung lama, hanya sekita beberapa detik hingga satu menit saja sampai tubuk kita benar-benar siap untuk terjaga.

Yang memicu ‘tindihan’ ini sederhana saja. Si lumpuh tidur ini hanya menyerang tubuh yang kelelahan dan kurang tidur saja. Jadi, pencegahannya pun sederhana pula. Cukup dengan menjalankan pola hidup sehat, tidur teratur tepat pada waktunya dan usahakan jangan kurang dari 6 jam. Jangan banyak begadang dan dugem jika kita tidak ingin diserang oleh hantu ‘tindihan’.

Namun ada satu yang harus diwaspadai, yaitu ‘tindihan’ terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang berdekatan. Pada umumnya ‘tindihan’ hanya terjadi 1 atau 2 tahun sekali saja dalam setahun. Jadi apabila akhir-akhir ini anda sering mengalami ‘tindihan’ sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Boleh jadi itu adalah gejala awal dari depres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar